Kanker adalah penyakit genetik yang disebabkan oleh adanya mutasi DNA yang terjadi secara spontan atau dikarenakan adanya paparan zat karsinogen dari lingkungan. penyakit ini umumnya akan mengakibatkan perubahan epigenetik, seperti peningkatan metilasi DNA juga alterasi modifikasi histon. Perubahan genetik dan epigenetik ini akan menyebabkan perubahan ekspresi atau fungsi gen yang meregulasi proses seluler seperti pertumbuhan, imunitas dan senesense. Karakteristik utama dari kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terbatas.
Pada tahun 2014, tercatat 195.300 kematian di Indonesia terjadi karena berbagai macam jenis kanker. Empat puluh tujuh persen diantaranya terjadi pada wanita dengan jenis kejadian terbanyak pada wanita adalah kanker payudara, dengan prevelensi sebesar 21,4%. Jenis kanker yang salah satunya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh manusia ini, terus meningkat setiap tahunnya. Sedangkan pada pria, penyebab kematian terbanyak adalah kanker paru dan prostat.
A. Deteksi Dini Kanker
Oleh karena tingginya angka kejadian tersebut, masyarakat perlu meningkatkan perhatiannya terhadap penyakit ini. Sebagian besar kasus kanker diketahui pada saat stadium lanjut (III dan IV). Dimana persentase kesembuhan pada stadium itu tergolong rendah. Karena itu, mekanisme deteksi dini pada diri sendiri sangat penting dilakukan.
Pap Smear dan Pemeriksaan HPV DNA untuk Serviks
Meski sampai saat ini aplikasinya masih menjadi perdebatan, Pap Smear masih menjadi metode deteksi dini paling efektif untuk mengetahui keberadaan kanker serviks pada wanita. Pap Smear dilakukan dengan cara mengambil contoh usap dinding serviks yang kemudian dianalisa secara morfologis di laboratorium.
Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan sejak usia 21 tahun. Jika hasil dinyatakan normal, pemeriksaan ulang dapat dilakukan 3 hingga 4 tahun kemudian.
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) untuk Payudara
Pemeriksaan SADARI dapat dilakukan secara mandiri dari rumah dengan mendeteksi adanya benjolan asing di daerah sekitar payudara dan ketiak. Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menjelaskan, hanya perlu waktu 7 menit untuk melakukan serangkaian pemeriksaan SADARI.
LDCT (Low-Dose-Computed-Tomography) untuk Paru
Karena terletak di dalam rongga dada, kanker paru terkenal sulit dideteksi. Salah satu metode deteksi dini yang disarankan adalah LDCT. Metode ini memanfaatkan penyinaran X-ray untuk menghasilkan gambaran detil dari paru-paru.
Orang dengan histori sebagai perokok berat (30 tahun merokok dengan rata-rata menghabiskan 1 pak rokok perhari selama 1 tahun) dan berusia antara 55 dan 80 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini. Sednagkan orang diluar kategori tersebut, tidak disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini, karena penggunaan sinar X dikawatirkan dapat menyebabkan mutasi pada tubuh sehat.
FIT (Fecal Immunochemical Test) untuk Colorectal
Metode ini dilakukan melalui analisa kandungan darah pada sampel feses. Sebelum melakukan pengujian, tidak diperkenankan mengkonsumsi obat atau vitamin. Jika kanker telah mengalami pertumbuhan, akan muncul struktur polip pada dinding usus besar. Struktur polip ini bersifat rentan terhadap gesekan, sehingga jaringan mudah terbuka dan menghasilkan darah. Dalam darah tersebut, terdapat kandungan beberapa senyawa kimia penanda (marker) untuk mendeteksi keparahan kanker itu sendiri.
B. Terapi yang Digunakan
Berdasarkan sifat dan karakteristik kanker yang beragam, ada beberapa jenis pengobatan yang umum dilakukan. Jenis pengobatan ini disesuaikan dengan keadaan pasien serta tingkat keparahannya. Terapi ini dapat berupa terapi tunggal atau terapi kombinasi.
Biopsi atau Pembedahan
Operasi atau pembedahan merupakan proses pengangkatan jaringan untuk mencegah perkembangan jaringan kanker. Beberapa jenis operasi antara lain adalah biopsi, yang umum dilakukan dalam proses diagnosa pada jaringan abnormal, serta eksisi, yang umum digunakan dalam penyembuhan tumor serta insersi pembuluh vena dalam proses kemoterapi.
Kemoterapi atau Pengobatan dengan Senyawa Kimia
Kemoterapi atau pengobatan dengan terapi farmakologi, umum dilakukan dalam penanganan pada kanker yang telah bermetastasis. Pengobatan ini dilakukan dengan menginjeksikan obat yang mengandung senyawa dengan sifat toksik terhadap sel kanker target. Meski dinilai masih menjadi salah satu metode terapi yang efektif, kemoterapi masih menyebabkan berbagai efek buruk, salah satunya adalah menurunkan sistem imun.
Radiasi atau Penyinaran
Radiasi digunakan dalam 50% terapi kanker. Aplikasinya melibatkan penetrasi foton pada jaringan spesifik, yang akan menghasilkan perubahan elektrik (ionisasi) partikel, yang kemudian mempengaruhi DNA untuk menghambat replikasi sel dan menginduksi kematian sel.
Imunoterapi
Pada sebagian besar kasus kanker, pasien akan mengalami penurunan pada sistem kekebalan tubuh, baik karena efek terapi yang diberikan, maupun karena efek perkembangan dari kanker itu sendiri. Namun, baru-baru ini, telah dikembangkan metode pengobatan yang berfokus pada peningkatan kembali sistem imun agar tubuh dapat mematikan jaringan kanker itu sendiri.
Imunoterapi dapat dilakukan dengan beberapa macam metode. Salah satunya adalah dengan menambahkan senyawa khusus dalam tubuh yang bersifat sebagai imunostimulator. Namun ada metode lain yang disebut lebih canggih dan efektif, yaitu dengan mengeluarkan sel imun dari dalam tubuh, memodifikasi dengan teknologi tertentu, lalu mengembalikannya ke dalam tubuh. Meski begitu, imunoterapi belum banyak digunakan, dikarenakan harganya yang masih terbilang mahal.
Pengobatan Presisi
Kanker melibatkan perkembangan dari sel hidup. Hal tersebut membuat penyakit ini dapat menunjukkan berbagai macam mekanisme adaptasi dari paparan berbagai macam terapi yang diberikan. Mekanisme ini akan berbeda pada masing-masing individu. Oleh karena itu, pengobatannya juga harus berbeda antar pasien.
Di masa depan, pasien kanker akan mendapatkan pengobatan tertentu yang disesuaikan dengan kondisi tubuh serta penyakitnya Dengan begini, diharapkan efektivitas pengobatan akan meningkat.