PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Struktur dan reaksi yang menyangkut gugus fungsi paling penting dalam kimia organic. Salah satunya adalah gugus karbonil c = o . Gugus ini dimiliki oleh golongan senyawa aldehida , keton , asam karboksilat , ester , dan turunan lainnya. Senyawa inipenting ddalam banyak proses biologi dan sering merupakan mata niaga penting pula. Disini senyawa aldehida dan keton hampir sama strukturnya. Mempunyai gugus karbonil yang sama tetapi gugus yang diikatnya yang berbeda. Melalui percobaan ini akan dibedakan antara aldehida dan krton melalui beberapa pengujian. Antara lain uji Tollen’s , uji Fehling dan Benedict , uji Fenilhidrazin , reaksi Haloform , dan Kondensasi Aldol. Setelah melalui beberapa pengujian kita bisa membedakan cairan mana aldehida dan cairan mana yang keton.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang muncul dari percobaan ini adalah dalam menentukan azas azas reaksi dari senyawa karbonil , entukan perbedaan reaksi antara aldehida dan keton serta jenis jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehida dan keton.
1.3 Tujuan
Tujuan diikukannya percobaan ini adalah agar paham mengenai azas-azas reaksi dari senyawa karbonil , mengetahui perbedaan reaksi antara aldehida dan keton , serta agar mengetahui jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehida dan keton.
TINJAUAN PUSTAKA
Aldehid merupakan senyawa karbon dengan gugus fungsi R─C─H. Gugus fungsi ini mempunyai gugus fungsi karbonil ( C═O ) yang menentukan sifat fisik dan sifat kimia dari aldehid. Senyawa karbon yang memiliki kemiripan dengan aldehid adalah keton. Aldehid dan keton memiliki ggus karbonil. Perbedaannya adalah aldehid lebih reaktif daripada keton.
─ Rumus umum senyawa aldehid : R─C─H
Gugus aladehid : ─CHO
( Suminar, 1983 )
Senyawa ini dahulu diperoleh dari dehidrogenasi alcohol ( alcohol dehydrogenated ) karma itu disebut aldehid.
Aldehid mempunyai gugus karbonil yang diikat oleh satu gugus alkyl dan satu atom H. Apabila satu atom H itu diganti oleh gugus alkyl , maka senyawa itu menjadi senyawa keton. Keton merupakan senyawa karbon yan mengandun gugus karbonil yang diapit oleh 2 gugus alkil.
─ Rumus umum senyawa keton : R─C─R’
disini R dan R’ bisa sama atau berlainan
Contoh:
Untuk R ═ R’ R ≠ R’
CH3─C─CH3 CH3─C─CH2─CH3
dimetil keton etil metil keton
═> Tatanama senyawa aldehid :
a). Sesuai dengan pemberian nama oleh IUPAC
1. Rantai atom C terpanjang yang mengandung formil merupakan rantai utama;
2. Atom C pada gugus formil diberi nomor 1;
3. Atom C nomor 2 disebut atom C alpha , nomor 2 atom C beta , dan seterusnya.
Contoh :
CH3─CH─CH2─C─H
CH3
3 metil butanal
O
H─C─H
Metanal
b). Nama umum yang diberikan kepada senyawa aldehid diturunkan dari nama asam yang berkaitan dimana akhiran -at diganti dengan aldehida
Contoh :
O O
H─C─H ↔ H─C─OH
Formaldehid asam format
Tatanama senyawa keton
a). Sesuai dengan nama oleh IUPAC
1. Rantai utama adalah rantai terpanjang mengandung gugus karbonil;
2. Atom C rantai utama diberi nomor 1 , 2 , 3 , dan seterusnya dimulai denan atom C yang terdekat dengan gugus karbonil;
3. Apabila jumlah atom C pada rantai utama yang terikat pada gugus karbonil sama panjangnya maka atom C nomor 1 dimulai dari atom C ujung lebihbanyak cabangnya.
Contoh :
O
CH3─C─CH2─CH─CH─CH3
CH3 CH2
CH3
4 , 5 dimetil 2 heptanon
b). Sistem nama alkil – alkil keton
Contoh :
CH3─C─CH2─CH3
O
etil metil keton
( Fessenden , 1997 )
Sifat fisik aldehid
Senyawa aldehid C atom rendah ( atom C-1 sampai C-5 ) larut dalam air. Formaldehid ( H─CHO ) dan asetaldehid ( CH3─CHO ) larut baik sekali dalam air. Senyawa aldehid dengan jumlah atom C lebih besar dari 5 sukar larut dalam air ( Solomon , 1997 ).
Sifat fisik keton
Senyawa keton dengan jumla atom C rendah ( jumlah atom C dari 1 sampai 5 ) berupa caian tak berwarna. Seperti senyawa aldehid dan asam karboksilat yang mempunyai gugus karbonuil , senyawa keton juga larut dalam air. Sama seperti aldehid , senyawa keton mempunyai titik didih yang relative lebih tinggi daripada senyawa non polar. Kelarutan keton dalam air lebih rendah daripada kelarutan aldehid dalam air. Titik didih keton lebih kecil daripada titik didih aldehid ( Fessenden , 1997 ).
Reaksi – reaksi kimia aldehid dan keton ( uji kimia )
a). Reaksi dengan Tollen’s
Reagensia Tollen’s adalah suatu larutan basa dari ion kompleks perak amonia. Reagensia ini digunakan untuk uji aldehid. Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat. Ion Ag+ dalam reagensia Tollen’s direduksi menjadi logam Ag. Uji positof ditandai oleh terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi.
O O
RCH + Ag( NH3 )2+ ──────────► RCO─ + Ag
Tollen’s
O O
RCH + 2 Ag( NH3 )2+ + 3 OH─ ────► RCO─ + 2 Ag↓ + 4 NH3↑ + 2 H2O
anion endapan
asam perak
Keton :
O
RCR + 2 Ag( NH3 )2+ + 3 OH─ ────⁄───►
( Fessenden , 1997 )
b). Uji Benedict
Reaksi Fehling dan Benedict tergantung dari oksidasi aldehida oleh ion CupperII . Pada reaksi ini warna biru tua dari ion Cu2+ akan diubah menjadi endapan merah dari Cu2O . Pereaksi Fehling dan Benedict terdiri dari kompleks Cu2+ dengan ion tartat untuk pereaksi Fehling dan ion sitrat untuk Benedict. Keduanya adalah basa. Reaksi dengan aldehida adalah :
O O
R─C─H + 2 Cu2+ + 5 OH─ ────► R─C─O─ + Cu2O + 3 H2O
larutan biru merah bata
( Suminar , 1983 )
c). Pembuatan Oksim
Oksim merupakan rumus turunan ammonia C═NOH yang dibuat dari hidroksilamin NH2OH adalah kristal padat yang dapat digunakan untuk mengenali senyawa karbonil tertentu. Reaksi pembuatan oksim dari hidroksilamin.
CH3 CH2
C═O + H2N─OH ────► C═N─OH + H2O
R R
( Suminar , 1983 )
d). Uji dengan Fenilhidrazin
Pada uji ini hasil positip ditunjukkan dengan adanya kristal kuning. Adanya endapan memberi pentunjuk tentang konjugasi pada golomgan aldehid dan keton.
C═O + H2NNHC6H5 ──► C═NNHC6H5 + H2O
fenilhidrazin fenilhidrazon
Uji dengan 2 , 4 dinitrofenilhidrazin
+ NH2─NH─ ─NO2 ───► ─NO2 + H2O
e). Kondensasi Aldol
Enolat anion dapat bertindak sebagai nukleofil karbon dan beradisi pada gugus karbonil pada molekul aldehid atau keton lain. Reaksi ini membentuk dasar bagi kondensasi aldol , yaitu reaksi pembentukan ikatan karbon yang sangat bermanfaat. Kondensasi aldol yang sangat sederhana adalah gabungan dua molekul sederhana ( asetaldehid ) , yang terjadi jika larutan aldehid diberi larutan basa.
O O OH O
CH3CH + CH3CH ↔ CH3CH─CH2CH
asetaldehid 3 hidroksi butanol ( aldol )
( Suminar , 1983 )
f). Reaksi Haloform
Reaksi haloform menggunakan kalium iodide dan natrium hidroksida. Pada uji gugus metal dari suatu metal keton diiodinasi sampai terbentuk iodoform CHI3. Uji ini tidak spesifik karma hanya untuk metil keton saja.
O O
CH3─C─CH3 + 3 KI + 3 OH─ ────► CH3─C─CI3 + 3 K+ + 3 H2O
O O
CH3─C─CI3 + OH─ ────► CH3─C─O─ + CHI3
( Solomon , 1997 )
g). Adisi Bisulfit
Reaksi ini berlangsung pada senyawa aldehid. Larutan NaHSO3 menyerang karbon karbonil pada aldehid menghasilkan adisi pada ikatan C═O.
O OH
CH3─C─H + HSO3Na ↔ CH3─C─SO3Na
H
( Solomon , 1997 )
METODOLOGI
3.1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1 buah termometer, pembakaraan bunzer, tabung reaksi, tutup tabung reaksi, pipet, pengaaduk, kertas saring, erlenmeyer 50 ml,corong Hirsch, buchner kecil.
3.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah pereaksi tollens, perak nitrat, larutan NaOH, larutan ammonium hidroksida, pereaksi benedict, pereaksi fehling A dan B, larutan NaHSO3, aseton, etanol, HCl, fenilhidrazin, metanol, 2,4 – dinitrofenilhidrazin, hidroksilamin, natrium asetattrihidrat, aquades, sikloheksanon, kalium ionida, asetaldehit, benzaldehit.
3.3. Cara Kerja
- Uji Cermin Kaca, Tollen’s
Empat tabung reaksi yang berisi pereaksi Tollen’s disiapkan ( cara membuat : 1 tabung reaksi yang bersih disiapkan kedalam 2 ml larutan perak nitrat 5% ditambahkan 2 tetes larutan NaOH 5% lalu ditambahkan tetes demi tetes sambil diaduk larutan amonium hidroksida 2% hanya secukupnya agar supaya larut ). Kemudian kemudian benzaldehid, aseton, sikloheksanon, dan formalin diuji dengan menambahkan masing-masing 2 tetes bahan tersebut jedalam tabung uji. Campuran diaduk dan didiamkan selama 10 menit. Bila reaksi terjadi, tabung dipanaskan dalam pemanas air selama 5 menit, lalu diamati apa yang terjadi.
- Uji Fehling dan Benedict
Ke dalam masing-masing 4 tabung reaksi ditambahkan 5 ml pereaksi benedict ( 173 gr natrium sitrat dilarutkan dan 100 gr natrium karbonat dalam 750 ml aquades, diaduk, disaring, lalu kedalam filtrate ditambahkan perlahan larutan 17,3 gr CuSO4 .5H2O dalam 1 liter air suling.Larutan B: 346 gr natrium kalium tartarat atau garam Rochelle di dalam larutan NaOH 10%, kemudian dicampur). Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan beberapa tetes bahan yang akan diuji ( formaldehid, n-heptaldehid, aseton, dan sikloheksanon ) tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 10-15 menit.
- Adisi Bisulfit
5 ml larutan NaSO3 jenuh diamsukkan kedalam erlenmeyer 50 ml dan didinginkan larutan tersebut dalam air es. 2,5 ml aseton ditambahkan tetes demi tetes sambil diaduk,setelah lima menit ditambahkan 10 ml etanol untuk memulai kristalisasi. Lalu kristal,lalu kristal disaring dengan corong Hirsch.Kemudian diamati apa yang terjadi bila kristal dalam tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes HCl pekat.
- Pengujian dengan fenilhedrazin
5 ml fenilhedrazin dalam tabung reaksi besar ditambahkan 10 tetes benzaldehid dan sikloheksanon. Tabung dtutup dan diguncangkan dengan kuat selama 1-2 menit hingga mengkristal.Kristal disaring dengan corong Hirsch, lalu dicuci dengan sedikit air dingin, direkristalisasi dengan sedikit metanol dan etanol. Kemudian dikeringkan dan ditentukan titik lelehnya. Dengan cara yang sama digunakan 2,4 dinitrofenilhedrazin kemudian dibuat turunan benzaldehid dan sikloheksanon lalu ditentukan titik lelehnya.
- Pembuatan oksim
1 gr hidroksilamin dilarutkan didalam 4 ml air bersama HCl dan 1,5 gr Natrium Asetattrihidrad di dalam tabung elenmeyer 50 ml. Kemudddian di panaskan larutan tersebut sampai 35 o C lalu ditambahkan sikloheksanon, lalu ditutup dan digoncangkan selama 1-2 menit, lalu dicatat pada waktu dimana zat padat sikloheeksanon oksim akan terbentuk. Kemudiaan labu didinginkan dalam lemaari es , kristal di saring dengan corong Hirsch, dicuci dengan 2 ml air es, di keringkan dan ditentukan titik lelehnya.
- Reaksi Haloform
10 ml larutan kalium iodida ditambahkan pada 5 tetes aseton dalam 3 ml larutan NaOH 5% ,sambil diguncang- guncangkan sampai warna coklat tidaak hilang lagi. Kemudian dilakukan pengujian terhadap iso prropanol 1,2 pentanon 3 pentanon.
- Kondensasi Aldol
- 0,5 ml asetal dehid ditambahkan pada 4 ml larutan NaOH 1%, diguncankan dan dicatat baunya. Campuran reaksi di didihkan selama 3 menit.
- Peralatan untuk merefleks disusun dalam labu 50 ml ditempatkan 10 ml etanol, 1 ml aseton, 2 ml benzaldehid dan 5 ml larutan NaOH 5 %. Lalu campuran dddirefluks selama 5 menit labu didinginkan dan sisa kristal dikumpulkan dengan corong buchner. Ditentukan titik leleh produk direkristalisasi dengan etanol.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL PENGAMATAN
Percobaan I : Uji Cermin Kaca, Tollens
PERLAKUAN | PENGAMATAN | ||
– | Dimasukkan 5 ml pereaksi Tollens ke | – | Warna Jenuh |
dalam 4 tabung reaksi | |||
– | Pada tabung I ditambahkan 2 tetes benzal | – | Warna larutan menjadi hitam dan timbul |
dehid dan diaduk | endapan warna perak pada dinding tabung | ||
– | Pada tabung II ditambahkan eseton 2 tetes | – | Warna larutan tetap jernih |
dan diaduk | |||
– | Pada tabung III ditambahkan siklohesanon | – | Warna tetap jernih |
2 tetes dan diaduk | |||
– | Pada tabung IV ditambahkan formaldehid | – | Warna larutan menjadi hitam dan timbul |
2 tetes dan diaduk | endapan perak kaca pada dinding tabung | ||
Uji Fehling :
Fehling A à warna biru muda,cair
Fehling B à warna jernih,cair
——————————————– +
warna biru tua,ada endapan putih
A.Ditambah Aseton
Terdapat sedikit endapan,warna bagian atas biru lebih muda dan lebih terang
Setelah dipanaskan selama 10 menit à warna biru gelap dan tidak ada
endapan
B.Ditambah Sikloheksanon
Terdapat endapan,bagian atas seperti minyak berwarna kuning,bagian bawah
biru bening .
Setelah dipanaskan selama 10 menit à Bagian bawah berwarna biru gelap,
Bagian tengah hijau gelap
Bagian atas seperti minyak,keruh
Ada endapan
C.Ditambah Formaldehid
Terdapat endapan,bagian atas biru keruh,bagian bawah biru bening
Setelah dipanaskan selama 10 menit à Larutan jernih
Ada endapan merah bata
Uji Benedict :
Pereaksi Benedict berwarna biru muda dan cair.
A.Ditambah Aseton
Larutan Aseton tercampur sempurna tanpa adanya endapan
Setelah dipanaskan 10 menit à Warna biru sedikit gelap
Tidak ada endapan
B.Ditambah Sikloheksanon
Tidak terdapat endapan,di bagian atas seperti minyak,bagian bawah biru muda.
Setelah dipanaskan 10 menit à Warna biru kehijauan
Ada cairan seperti minyak di bagian atas
C.Ditambah Formaldehid
Tidak terdapat endapan,warna biru
Setelah dipanaskan 10 menit à Warna biru muda
Tidak ada endapan
Percobaan III : Adisi Bisulfit
PERLAKUAN | PENGAMATAN | ||
– | Dimasukkan 5 ml larutan NaHSO3 jenuh | – | Warna Jernih |
kedalam Erlenmeyer 50 ml, didinginkan | |||
dalam air es. | |||
– | Ditambahkan 2,5 ml aseton tets demi tetes | – | Larutan berubah menjadi putih keruh |
sambil diaduk | |||
– | Setelah lima menit ditambahkan 10 ml | – | Terjadi pengkristalan berwarna putih |
etanol | |||
– | Lalu disaring dengan corong Hirsch | – | Pada kertas saring terdapat kristal putih |
– | Kemudian ditetesi HCl pekat | – | Kristalnya menjadi larut dalam HCl, |
berwarna putih keruh | |||
Percobaan IV : Pengujian Fenilhidrazin
PERLAKUAN | PENGAMATAN | ||
– | Dimasukkan 5 tetes Fenilhidrazin ke dalam | – | Warna larutan kuning |
2 tabung reaksi | |||
– | Ditambahkan 2 tetes benzaldehid ke tabung | – | Warna larutan menjadi kuning orange |
I | |||
– | Tabung ditutup dan digoncangkan selama | – | Terbentuk kristal warna kuning orange |
1 – 2 menit | |||
– | Ditambahkan 2 tetes sikloheksanol ke | – | Warna larutan menjadi putih kehijauan |
tabung II | |||
– | Tabung ditutup dan digoncangkan selama | – | Terbentuk kristal warna putih kehijauan |
1 – 2 menit | |||
– | Kristal dan benzaldehid ditentukan titik | – | Titik lelehnya ![]() |
lelehnya | |||
– | kristal dari sikluheksanon ditentukan titik | – | Titik lelehnya ![]() |
lelehnya. | |||
Pembuatan Oksim :
Larutan oksim à Bening , encer
Larutan sikloheksanon à Bening kekuningan,encer
—————————– +
Larutan menjadi putih keruh
Setelah dipanaskan selama 10 menit à larutan menjadi jernih
Setelah dikocok à kedua larutan memisah seperti ada minyak yang sedikit keruh di
bagian atas.
Percobaan VI : Reaksi Haloform
PERLAKUAN | PENGAMATAN | ||
– | 3 ml larutan NaOH 5 % ditetesi 5 tetes | – | Berwarna jernih, tidak bereaksi |
aseton | |||
– | Ditambahkan sekitar 10 ml larutan Kalium | – | Terjadi reaksi sehingga berubah menjadi |
Iodida | kuning keruh dan berbau khas dan terjadi | ||
pengendapan berwarna kuning kehijauan | |||
– | Dibagi tiga kemudian ditetesi masing – | – | Pada tabung yang ditetesi Benzaldehid |
masing benzaldehid, aseton, sikloheksanon | menjadi putih agak kekuningan ada endapan | ||
kuning seperti minyak, keruh sekali. | |||
Pada tabung yang ditetesi Sikloheksanon | |||
menjadi putih kekuningan, ada pemisah | |||
4.2 Pembahasan
1. Uji Tollen’s
Uji ini bertujuan untuk membedakan aldehid dan keton berdasarkan sifat kemudahan oksidasi. Setelah ditambah pereaksi Tollen’s yang tak berwarna , diaduk dan dipanaskan didapatkan endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi pada senyawa benzaldehid dan formaldehid. Hal ini menunjukkan hasil yang positif pada uji Tollen’s. Pada senyawa aseton didapat larutan jernih dan tanpa endapan, jadi pada aseton tak terjadi reaksi. Pada sikloheksanon tak terbentuk endapan cermin perak hal ini berarti senyawa ini juga tak positif terhadap pereaksi Tollen’s. Bila suatu senyawa positif terhadap reagen ini ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi.
O O
H¾C—H + 2 Ag( NH3 )2+OH ——> H—C—O+NH4 + 2 Ag + 2NH3+ + 2H2O
Formaldehid Tollen’s cermin perak
2. Uji Benedict/Fehling
Pada uji ini digunakan pereaksi Benedict yang merupakan larutan tembaga berwarna biru tua. Uji ini memberikan hasil positif jika didapatkan endapan Cu2O berwarna merah bata pada aldehid. Pada percobaan ini tidak didapatkan hasil positif pada aseton atau sikloheksanon. Waktu dilakukan percobaan senyawa formaldehid ditambah dengan Benedict seharusnya terdapat endapan merah bata tetapi disini tidak ada hal ini disebabkan kurang lamanya pemanasan. Disini senyawa keton tak dapat bereaksi karna keton tak mempunyai atom hidrogen yang menempel pada atom C yang mengikat atom O.
O O
H—C—H + 2Cu2+ + 5OH— ———> H—C—O— + Cu2O + H2O
Formaldehid merah bata
3. Adisi Bisulfit
Percobaan ini untuk menguji aldehid dan keton bereaksi dengan larutan NaHSO3. Pengujian ini ternyata berlaku positif untuk senyawa aldehid. Larutan NaHSO3 disini menyerang karbon karbonil pada aldehid menghasilkan adisi pada ikatan C═O. Reaksi ini pada aldehid positif ditandai dengan terbentuknya suatu alkohol. Apabila suatu keton ditambah dengan larutan NaHSO3maka tak terjadi reaksi.
CH3─C─CH3 + NaHSO3 ─────∕──►
aseton
4. Uji dengan Fenilhidrazin
Pada uji ini hasil positif ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna kuning. Hasil ini positif pada senyawa keton dan aldehid. Hal ini menunjukkan ikatan rangkap keton dan aldehid terkonjugasi.
C═O + H2NNHC6H5 ──────► C═NNHC6H5 + H2O
keton fenilhidrazin
5. Pembuatan Oksim
Oksim merupakan rumus turunan amonia yang dibuat dari hidroksilamin NH2OH adalah kristal padat yang dapat digunakan untuk mengenali senyawa karbonil tertentu. Reaksi ini hanya terjadi pada senyawa keton yang pada akhir reaksi ditandai dengan adanya padatan/kristal. Tetapi pada percobaan ini hal itu tak terjadi karna percobaan dilakukan tidak sesuai dengan prosedur percobaan dan seharusnya ada suatu larutan yang mengandung padatan yang akan ditambahkan dengan sikloheksanon serta akibat dari tidak sebandingnya dalam hal pencampuran bahan.
═O + H2N─OH ───────► ═N─OH + H2O
hidroksilamin
sikloheksanon
6. Reaksi Haloform
Reaksi haloform menggunakan Kalium Iodida dan NaOH. Pada uji ini gugus metil dari suatu metil keton diiodinasi sampai terbentuk iodoform CHI3. Untuk golongan aldehid tidak bereaksi dengan uji haloform ini. Reaksi ini positif dintunjukkan dengan adanya endapan kuning iodoform dan berbau khas. Uji ini tak spesifik karana hanya terjadi pada metil keton saja. Iodin merupakan zat pengoksidasi yang lembut.
CH3─CH2─CH2─C─CH3 + 3KI + 3OH─ → CH3─CH2─CH2─C─CI3 +3K+ +3H2O
2 pentanon
CH3─CH2─CH2─C─CI3 + OH─ ─────► CH3─CH2─CH2─C─O─ + CHI3
iodoform
7. Kondensasi Aldol
Enolat anion dapat bertindak sebagai nukleofil karbon dan beradisi pada gugus karbonil pada molekul aldehida atau keton lain. Reaksi ini membentuk dasar bagi kondensasi aldol , yaitu reaksi pembentukan ikatan karbon yang bermanfaat. Kondensasi aldol yang paling sederhana adalah gabungan dua molekul sederhana ( asetaldehid ) yang terjadi jika larutan aldehid diberi larutan basa.
a. reaksi kondensasi aldol
O OH O O
2CH3CH ──► CH3CHCH2CH ───► CH3CH═CHCH
astaldehid aldol krotonaldehid
b. refluks
Tujuan merefluks yaitu untuk membuat campuran menjadi larutan yang homogen. Pada prosesnya campuran awal pada labu dipanaskan sehingga timbul uap. Uap dari campuran itu mengalir dalam alat refluks yang disitu terjadi reaksi pendinginan sehingga uap kembali menjadi cairan. Kemudian cairan menetes kembali ke labu. Cara ini dilakukan sampai campuran menjadi larutan yang homogen. Setelah menjadi larutan homogen lalu didinginkan pada air es sampai partikelnya mengendap semuanya. Setelah itu disaring dengan corong buchner dan segera direkristalisasi dengan etanol. Baru dicari titik lelehnya. Tetapi pada percobaan ini tak terjadi pengkristalan karna endapan berupa nsemacam karet. Hal ini disebabkan karna kurang lamanya proses refluks sehingga larutan belum homogen benar, serta terlalu sebentarnya proses pendinginan pada air es sehingga partikel belum mengendap semua.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data dan pembahasan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada identifikasi aldehid dan keton , pereaksi positif untuk aldehid adalah uji Tollen’s , uji Benedict/Fehling , reaksi adisi bisulfit. Sedang untuk keton pereaksi positif adalah uji dengan Fenilhidrazin , Pembuatan Oksim , reaksi Haloform. Pembentukan Aldol sangat berguna dalam sintesis. Proses refluks berguna untuk membuat suatu campuran menjadi larutan yang homogen
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden , ( 1997 ) , “ Dasar – dasar KIMIA ORGANIK “, Binarupa Aksara ,
Jakarta .
Graham , Solomon , ( 1997 ) , “ Fundamental of Organic Chemistry “ , Fifth
Edition , John Wiley and Sons Inc., New York.
Suminar , Hart , ( 1983 ) , “ KIMIA ORGANIK “ , Edisi Keenam, Erlangga ,
Jakarta.
Semoga referensi artikel ini bermanfaat, silahkan jika ingin melihat refensi lain bisa klik disini. dan Bagi kalian yang ingin melihat review-review seputar dunia software dan digital bisa klik disni.