Kehidupan terdiri dari berbagai fase, mulai dari kelahiran hingga kematian. Di antaranya terbentuk banyak fase lain yang masing-masing layak untuk dirayakan. Salah satunya adalah fase kehilangan: sahabat, pasangan, binatang peliharaan, orang yang disayang, kehidupan, bahkan kehilangan diri kita sendiri. Meski pahit, kehilangan adalah fase hidup yang panjang dan akan terus berulang. Satu-satunya cara untuk bertahan adalah berdamai dan merayakannya. Salah satu caranya adalah dengan puisi tentang kehilangan.
Dalam artikel di website ini, akan dihadirkan beberapa puisi yang dapat menjadi bahan bacaan selagi merayakan.
Untuk kita semua yang hidup dan akan terus bertumbuh, selamat membaca.
Puisi Tentang Kehilangan: Sekalipun Kembali
Berada dalam tahap pertengahan, antara kembali bersama atau merelakan kepergian. Tidak ada yang lebih baik dari lainnya. Dalam puisi tentang kehilangan ini, ia dijabarkan.
Puisi bertema kehilangan: Haluan
Puisi ini bercerita tentang waktu panjang penantian, pertanyaan tanpa jawaban dan kepastian waktu pulang. Dan kini, haluan akan selalu menjadi arah kemana kapal akan berlayar.
Tentang Rama
Berkaca dari kisah Rama dan Shinta dalam pewayangan, kehilangan yang sekejab, dibahasakan sedemikian rupa : atas nama Shinta, yang kehilangan Rama.
Jarak Antara Dua
Tak mesti selalu bersama, tak selalu harus berdua. Dalam puisi bertema kehilangan ini, jarak memunculkan semestanya, menjadi indah dan memunculkan hikmah.
Petang adalah Aku
Kehilangan juga dapat membawa kita pada pertemuan dengan diri sendiri. Walaupun pahit dan sakit, kehilangan akhirnya akan membuat kita mengerti.
Padamu
Melepaskan terkadang bisa menjadi jalan keluar. Dalam puisi ini, piihan melepaskan diceritakan sebagai penyelesaian dari ego dan keakuan.