Anjuran social distancing yang mengharuskan masyarakat untuk tidak berintaksi langsung dengan satu sama lain ternyata membawa perubahan yang signifikan hampir di seluruh segi kehidupan masyarakat. Beberapa hobi menjadi tren baru, salah satunya adalah berkebun. Tidak hanya karena dapat dilakukan di rumah, aktivitas ini ternyata juga membawa dampak yang baik bagi psikologi manusia.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Science Direct pada tahun 2017, berkebun terbukti dapat menurunkan tingkat depresi, gangguan kecemasan atau anxienty dan berat badan (BMI), serta meningkatkan kepuasan dan kualitas hidup juga kemampuan berkomunikasi pada masyarakat Amerika, Eropa, Asia dan Timur Tengah. Latar belakang tersebut yang menjadi alasan penerapan kegiatan berkebun sebagai salah satu metode terapi kesehatan mental.
Tidak hanya untuk profesional, berkebun dianjurkan juga untuk dilakukan oleh semua segmen masyarakat. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkebun, bagi pemula.
Pemilihan Jenis Tanaman
Bagi pemula, ada baiknya memilih jenis tanaman dengan cara perawatan yang mudah, murah dan memiliki pertumbuhan yang cepat. Jika Anda tertarik untuk menanam tanaman pangan, sawi, pokcoy, kangkung dan bayam bisa menjadi pilihan pertama. Karena pertumbuhan yang cepat, tanaman ini dapat menjadi warming step untuk meningkatkan antusiasme berkebun Anda.
Namun jika Anda lebih tertarik pada tanaman hias, lili paris (Peace Lily), sirih gading dan lidah mertua (Sansiviera) bisa menjadi tanaman pertama Anda. Selain perawatan yang mudah, tanaman ini juga tahan paparan berbagai macam kondisi lingkungan. Jadi sambil belajar, sambil bahagia.
Pemilihan Media Tanam
Di dunia tanam menanam, dikenal banyak sekali media tanam yang dapat dimanfaatkan. Mulai dari tanah, kompos, sekam, arang, lumut, batu bata sampai dengan air, dapat digunakan sebagai media tanam. Kuncinya satu, dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Tidak hanya zat hara, tanaman perlu nutrisi lain yang disesuaikan dengan jenisnya, antara lain Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K). Kalsium (Ca). Magnesium (Mg), Sulfur (S) dan lain sebagainya.
Selain itu, yang tidak kalah penting berpengaruhnya adalah pH media tanam. Setiap tumbuhan memiliki kisaran optimum pH yang berbeda. Untuk mengetahuinya ada cara sederhana yang dapat diterapkan, yaitu dengan menggunakan kertas pH indikator yang banyak dijual bebas di pasaran.
Penentuan Cara Perawatan
Jika tanaman dan medianya sudah ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan cara perawatan. Mulai dari peletakan tanaman, waktu paparan matahari, penyiraman, sampai dengan kontrol hama, harus diperhatikan. Tidak semua tanaman membutuhkan sinar matahari yang terik atau asupan air yang banyak. Alih-alih tumbuh dengan subur, tanaman justru dapat busuk dan mati jika keduanya kurang tepat.
Beruntungnya, sudah ada banyak sekali platform penyedia informasi seputar tanam menanam yang mudah dijangkau saat ini. Di instagram, beberapa publik figur sudah mulai membagikan tips bercocok tanam ala mereka, sebut saja Ayudia Bing Slamet (@ayudiac) dan Tantri Namirah (@tantriamirah). Di platform Youtube, akun Momi Ike (Hidup Alami ala Momi Ike) menghadirkan panduan mudah bercocok tanam di lahan sempit perkotaan. Jika ingin berkebun secara organik Taman Inspirasi (Taman Inspirasi) dapat menjadi pilihan.
Bagiamana? Mudah bukan belajar bercocok tanam di kala pandemi? Jadi tunggu apa lagi? Selagi sosial media masih penuh dengan konten hijau hijau yang menyejukkan mata, ini saatnya mengenal dan menyayangi bumi melalui hobi.